Sebuah Dosa
Sekumpulan awan hitam mengerjap
matanya
Berulang kali berbelok arah tanpa
jelas
Kadang berputar saja
Titik putih pun meradang, jatuhlah
ia
Memental warna dedaunan kuning di
hamparan alas
Sekali anginmu berhembus
Satu sepuluhnya pasti luruh, melayang,
berputar sesaat, lalu tergeletak bisu
Di bawah dedaunan hijau berkilau
yang masih menggantung kaku
Merangkul pesona ini dengan kokoh
pokokmu
Desir air yang jatuh
Tertawa-tawa ketika meliuk batu
Aroma riak hutan
Dan dingin yang menelusup di balik kulit
Satu nafas
Satu detak
Dalam gelombang hujan yang melebar
dan dosa yang sama perlahan menarik
kaki kaki itu ke pusaran air
Lenyap di permukaan
Dan hening kembali merayap
Tidak ada komentar:
Posting Komentar