Libatkanlah Allah dalam setiap langkah kita untuk mengarungi kehidupan yang fana ini.

Hanya hamba Allah yang selalu berserah. Hanya hamba Allah yang selalu berpasrah. Karena segalanya bergantung pada-Nya.
Hanya pada dia semua bermuara..

Jumat, 23 November 2012

Di Mana Kita?


Di Mana Kita?
Aku khawatir terhadap masa yang roda kehidupannya dapat menggilas keimanan.

Keimanan hanya tinggal pemikiran yang tak berbekas dalam perbuatan.

Banyak orang baik tapi tak berakal.

Ada orang berakal tapi tak beriman.

Ada lidah fasih tapi berhati lalai.

Ada yang khusyuk namun sibuk dalam kesendirian.

Ada ahli ibadah tapi mewarisi kesombongan iblis.

Ada ahli maksiat rendah hati bagaikan sufi.

Ada yang banyak tertawa hingga hatinya berkarat.

Ada yang banyak menangis karena kufur nikmat.

Ada yang murah senyum tapi hatinya mengumpat.

Dan ada yang berhati tulus tapi wajahnya cemberut.

Ada yang berlisan bijak tapi tak memberi teladan.

Ada yang paham tapi tak menjalankan.

Ada yang pintar membodohi.

Ada yang bodoh tak tahu diri.

Ada orang beragama tapi tak berakhlak,

dan ada yang berakhlak tapi tak bertuhan.

Lalu di antara semua itu, di mana aku berada?

(Ali bin Abi Thalib)

#Buku “HIDUP SEKALI, BERARTI, LALU MATI”
karya Ahmad Rifa’i Rif’an

Lucu Ya?


Lucu Ya?

Sedekah vs Belanja
Lucu ya, uang Rp20.000,-an kelihatannya begitu besar bila dibawa ke kotak amal masjid, tapi begitu kecil bila kita bawa ke supermarket.

Ngaji vs Nonton Sepak Bola
Lucu ya, 45 menit terasa terlalu lama untuk dengerin pengajian, tapi betapa pendeknya waktu itu untuk nonton pertandingan sepak bola.

Doa vs Ngobrol
Lucu ya, seringnya kita susah merangkai kata untuk dipanjatkan saat berdoa kepada Allah SWT., tapi betapa mudahnya cari bahan obrolan bila bertemu teman dan kata-kata dari mulut kita begitu lancar mengalir.

Sepak Bola vs Salat
Lucu ya, betapa serunya perpanjangan waktu di pertandingan sepak bola favorit kita, tapi betapa bosannya kita bila imam salat tarawih bulan Ramadhan kelamaan bacaannya.

Baca Al Qur’an vs Baca Novel
Lucu ya, susah banget baca Al Qur’an satu juz saja, tapi baca novel best seller 100 halaman pun habis dilalap dalam sekejap dan kita merasa enjoy .

Konser Musik vs Salat Jumat
Lucu ya, orang-orang pada berebut untuk dapetin tempat di barisan paling depan ketika nonton konser musik, tapi berebut cari saf paling belakang bila salat Jumat agar bisa cepat keluar.

Dakwah vs Gosip
Lucu ya, susahnya orang diajak untuk partisipasi dalam dakwah, tapi mudahnya orang berpartisipasi dalam menyebar gosip.

Media Massa vs Al Qur’an
Lucu ya, kita begitu percaya banget pada apa yang disampaikan media massa, tapi kita sering mempertanyakan apa yang disampaikan Al Qur’an.

Surga Pengen, Beramal Ogah
Lucu ya, pengen masuk surga tapi ogah beramal. Hemm, ini sih bukan hanya lucu tapi aneh bin ajaib. Emangnya surga gratis? Enggak lha yauw. Kita-kita aja masih was-was, khawatir amalan baik selama ini nggak keterima karena mungkin nggak ikhlas. Lebih sedih lagi seharusnya jika kita berharap surga, tapi gak pernah (atau sedikit) beramal baik.

"Itulah fenomena yang nyata zaman sekarang."



#Buku “SOS (Save Our Soul)” karya O. Solihin

Bersatulah


Bersatulah
-Sakha-
1)    Ya Rabbi, ya Rabbi, ya Rabbal ‘alamin
Bangkitlah, bangkitlah pemuda-pemudi Islam
Bersatulah kita umat Islam
Jangan bercerai-berai, hai umat Islam

2)    Ya Allah, ya Allah, Allah yang Maha Tinggi
Padamu, padamu kami berserah diri
Bersatulah kita umat Islam
Jadikan hidup ini tenteram dan damai
Reff:
Ya Allah tunjukilah kami
Ke jalan yang telah kau ridhai
Janganlah harta dunia ini
Menghalangi mengingat Illahi
Ya Allah ampunilah kami
Kuatkan iman hamba ini
Selalu ada dalam jiwa kami
Semoga tak terlepas lagi
back to 2)
back to Reff (2x)

Bersatulah


Bersatulah
-Sakha-
1)    Ya Rabbi, ya Rabbi, ya Rabbal ‘alamin
Bangkitlah, bangkitlah pemuda-pemudi Islam
Bersatulah kita umat Islam
Jangan bercerai-berai, hai umat Islam

2)    Ya Allah, ya Allah, Allah yang Maha Tinggi
Padamu, padamu kami berserah diri
Bersatulah kita umat Islam
Jadikan hidup ini tenteram dan damai
Reff:
Ya Allah tunjukilah kami
Ke jalan yang telah kau ridhai
Janganlah harta dunia ini
Menghalangi mengingat Illahi
Ya Allah ampunilah kami
Kuatkan iman hamba ini
Selalu ada dalam jiwa kami
Semoga tak terlepas lagi
back to 2)
back to Reff (2x)

Sholat Sunat


Solat Sunat Witir

Merupakan sunat muakkad yang amat penting dan digalakkan melakukannya. Rasulullah SAW senantiasa melakukan solat Witir dan solat sunat Fajar, baik ketika Baginda bermukim ataupun ketika bermusafir.
Dinamakan ‘Solat Sunat Witir’ karena bilangan rakaatnya ganjil.  Sabda Rasulullah SAW“Wahai ahli Al-Quran, kerjakanlah Solat Witir sebab Allah itu Witir (Ganjil / Maha Esa) dan suka sekali kepada ganjil.”   (Riwayatkan oleh Ahmad Ash hab al-Sunan, al-Turmudzi dan Hakim).
Solat Witir boleh dikerjakan 1 rakaat, 3, 5, 7, 9 atau paling banyak 11 rakaat. Ia dilakukan tiap dua rakaat, lalu salam dan diakhiri dengan 1 rakaat, atau  berakhir  3 rakaat (1 tahiyyat 1 salam).
Ada riwayat yang mengatakan bahwa Rasulullah SAW tidak pernah meninggalkan Solat Witir walaupun sekali. Sabda Rasullulah SAW dari Abu Hurairah:  “Siapa yang tidak berwitir, maka bukanlah dia termasuk golongan kami.”  (Diriwayatkan oleh Ahmad dan Abu Daud)
Rasulullah SAW bersabda lagi: “Sesungguhnya Allah SWT menganugerahkan kepada kamu solat yang lebih baik daripada bersedekah beberapa ekor unta yang sempurna dan baik yaitu Solat Witir.”  (Hadis Riwayat al-Turmudzi dan al-Hakim r.a.)

Witir Penutup Solat

Solat Witir dilakukan setelah solat Isya hingga menjelang fajar (subuh). Ia dapat dikerjakan sebagai pelengkap solat Tahajjud atau solat Tarawih. Ia sebagai penutup segala solat yang dilakukan hingga menjelang Subuh.
Rasulullah SAW bersabda: “Akhirilah solat malammu itu dengan Solat Witir.”   (Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim r.a.)
Sekiranya dirasa tidak akan terbangun mengerjakan solat Tahajjud lagi, maka bolehlah terus mengerjakan solat Witir sesudah mengerjakan solat Isya. Rasulullah SAW bersabda: “Siapa yang berasa dirinya tidak mampu untuk bangun pada penghujung malam, sebaiknya mengerjakan solat witir pada awal malam, tetapi bagi sesiapa yang berasa dirinya mampu dan yakin akan dapat bangun pada penghujung malam, sebaiknya mengerjakan solat witir pada akhir malam, kerana solat pada akhir malam itu akan dihadiri oleh para malaikat dan itulah yang lebih utama.”  (Hadis riwayat Ahmad, Muslim, Termizi dan Ibnu Majah)
Fadhilah Solat Witir
1.     Orang yang mengamalkannya akan turut disaksikan oleh para Malaikat.
2.     Solat Witir lebih utama daripada solat-solat sunat Rawatib yang lain.
3.     Menurut sunnah yang akan memperolehi syafaat Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam di akhirat kelak.

Cara Melaksanakannya

1.      Lafaz niatnya pada setiap dua rakaat pertama:
“U-shol-lii sun-na-tal wit-ri rok-’a-tai-ni lil-laa-hi ta-’aa-laa.”
Aku Solat Sunat Witir dua raka’at, karena Allah Ta’ala.

2.      Bacaan selepas Fatihah:
Raka’at pertama: Surah Al-A’laa
Raka’at kedua: Surah Al-Kafiruun

3.      Sesudah salam, terus berdiri untuk mengerjakan satu lagi raka’at Witir.
4.     Lafaz niat pada satu rakaat terakhir:
“U-shol-lii sun-na-tal wit-ri rok-’a-tan lil-laa-hi ta-’aa-laa.”
Aku Solat Sunat Witir satu raka’at, karena Allah Ta’ala.

5.      Selepas Al-Fatihah pada rakaat terakhir, dibaca ‘Surah Mu’awwizat’ yaitu:
a) Al-Ikhlas,
b) Al-Falaq, dan
c) An-Naas.

Al-Nasa’i meriwayatkan daripada Ka’ab r.a., ia berkata: “Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam membaca dalam solat Witir dengan Surah Al-A’laa, Al-Kafiruun dan Al-Ikhlas.”
Hadis Sunan At-Termizi Jilid 1. Hadis Nomer 0461.
Ishaq bin Ibrahim bin Habib bin Syahid Al Bushri menceritakan kepada kami, Muhammad bin Salamah Al Harrani memberitahukan kepada kami dari Khusaif dari Abdul Aziz bin Juraij berkata: “Saya bertanya kepada Aisyah, membaca surat apa ketika Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam mengerjakan solat witir?” Aisyah menjawab: “Baginda membaca pada rakaat pertama dengan: ‘Sabbihisma Rabbikal A’laa’, ‘Qul Yaa Ayyuhal Kaafiruun’ pada rakaat kedua, dan ‘Qul Huwallaahu Ahad’ dan ‘Muawwidzatain’ pada rakaat ketiga.”



Solat Sunat Rawatib

Rawatib berasal dari perkataan ‘raatibyang bermaksud berterusan. Oleh karena itu, Solat Sunat Rawatib dilakukan beriringan secara berterusan sebelum dan selepas solat fardhu lima waktu.
Biasa juga disebut solat sunat Qabliyyah (sebelum) dan sunat Ba’diyyah (selepas). Ia merupakan pendamping atau pelengkap bagi solat wajib yang bertujuannya untuk mencari keridaan Allah di samping menampung sebarang kekurangan ketika melakukan solat fardhu.

Solat Sunat Rawatib, Sebagai Berikut:
1.      Selepas azan Zuhur dianjur mengerjakan solat Qabliyyah dua rakaat. Apabila cukup waktu kerjakanlah dua rakaat lagi. Setelah selesai solat fardhu Zuhur, kerjakanlah solat Ba’diyyah dua rakaat pula, bila ada masa tambahkanlah dua rakaat lagi.
Rasulullah SAW bersabda: “Siapa yang tetap mengerjakan solat sunat sebelum dan selepas Zuhur sebanyak 4 rakaat maka Allah akan mengharamkan dirinya dari api neraka” (H.R. Abu Daud & Tirmidzi)
Ibnu Umar meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda; “Semoga Allah merahmati orang yang solat sunat Zuhur empat rakaat.” (Hadis riwayat Ahmad dan At-Tirmizi r.a.)
2.      Pada Solat Sunat Rawatib sebelum Asar (Qabliyyah) adalah dua hingga empat rakaat. Selepas Asar tidak ada rawatib Ba’diyyah.  Rasulullah SAW bersabda: “Siapa yang solat sunat sebelum Asar 4 rakaat maka Allah akan mengharamkan jasadnya dari api neraka” (H.R. At-Tabrani)
3.      Selepas solat fardhu Maghrib kita boleh melakukan Solat Sunat Rawatib Ba’diyyah sebanyak dua rakaat dan solat Maghrib tidak ada Rawatib Qabliyah.
4.      Pada solat Isya terdapat dua rakaat Solat Sunat Rawatib Qabliyyah dan dua rakaat Ba’diyyah.
5.      Adapun untuk solat Subuh, hanya ada dua rakaat sebelumnya (Qabliyyah). Solat Subuh tidak ada Solat Rawatib Ba’diyyah, malah makruh solat selepas subuh.

Terdapat beberapa hadis yang menerangkan mengenai keutamaan Solat Sunat Rawatib. Jumlah yang mu’akkad (digalakkan) ialah 10 raka’at atau 12 raka’at, dalilnya:

عَنِ ابْنِ عُمَرَ أَنَّهُ قَالَ حَفِظْتُ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَشْرَ رَكَعَاتٍ رَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الظُّهْرِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَهَا وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْمَغْرِبِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْعِشَاءِ وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الصُّبْحِ

Dari Ibnu Umar bahawa; “Rasulullah SAW tidak meninggalkan solat (sunat) 10 rakaat iaitu 2 rakaat sebelum Zuhur, 2 rakaat sesudahnya Zohor, 2 rakaat selepas Maghrib, 2 rakaat seusai Isyak (juga di rumah) dan 2 rakaat sebelum solat Subuh.” (HR Bukhari-Muslim, Bukhari)

عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ ثَابَرَ عَلَى ثِنْتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً مِنْ السُّنَّةِ بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ قَبْلَ الظُّهْرِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَهَا وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْمَغْرِبِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْعِشَاءِ وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الْفَجْرِ

Dari Aisyah r.a., Rasulullah SAW bersabda, “Sesiapa yang sentiasa (berterusan) mengerjakan  solat (sunat) 12 rakaat, Allah SWT akan membina rumah baginya di syurga, iaitu; 4 rakaat sebelum solat Zuhur dan 2 rakaat selepas Zuhur, serta 2 rakaat sesudah Maghrib, 2 rakaat  selepas Isyak dan 2 rakaat lagi sebelum solat Subuh.” (Hadis riwayat Turmizi r.a.)

Solat Sunat Rawatib yang Mu’akkad

  1. Solat 2 raka’at sebelum solat fardhu Subuh.
  2. Solat 2 raka’at sebelum solat fardhu Zuhur atau Jum’at.
  3. Solat 2 raka’at selepas solat fardhu Zuhur atau Jum’at.
  4. Solat 2 raka’at selepas solat fardhu Maghrib.
  5. Solat 2 raka’at selepas solat fardhu Isyak
Apabila ada kekuatan dan kelapangan lakukanlah 12 raka’at Solat sunat rawatib yang sudah tentunya lengkap dan sempurna. Jika kesibukan, cukuplah lakukan 10 raka’at saja.

Cara Mengerjakan Solat Sunat Rawatib
Cara mengerjakan Solat Sunat Rawatib ini sama seperti dengan cara mengerjakan solat Subuh, hanya niatnya yang berbeda.
Niat Solat Rawatib:
a.      Solat Sunat Rawatib Qabliyyah (sebelum)
Aku menunaikan solat sunat sebelum (Zuhur/Asar/Isya/Subuh) dua raka’at, karena Allah Ta’ala.
b.      Solat Sunat Rawatib Ba’diyyah (setelah).
Aku menunaikan solat sunat selepas (Zuhur/Maghrib/Isya) dua raka’at, karena Allah Ta’ala.
Antara surah-surah yang dianjurkan ulama ialah:
Rakaat 1:  Surah Al-Kafirun
Rakaat 2:  Surah Al-Ikhlas

Peringatan:

  • Semasa melakukan takbiratul ihram solat sunat Rawatib, wajib diniatkan sama ada solat itu Qabliyyah atau pun Badiyyah.
  • Solat sunat sebelum fardhu Subuh dan sebelum fardhu Asar tidak perlu disebut atau diniatkan Qabliyyah.
  • Solat-solat sunat Rawatib ini tidak dituntut berjama’ah.
  • Solat-solat sunat Rawatib lebih utama dikerjakan di rumah.
  • Jika lebih 2 raka’at, lakukan tiap-tiap 2 raka’at satu salam.

Qada Solat Rawatib

Nabi Muhammad SAW sangat mementingkan dan menjaga solat-solat sunat, terutama yang mu’akkad.  Rasulullah SAW bersabda; “Dua rakaat sunat Subuh, lebih aku sukai daripada seisi dunia.” (Hadis riwayat Muslim)
Masuknya waktu solat sunat qabliyyah adalah ketika masuknya waktu solat tersebut dan ianya berakhir setelah masuknya waktu solat selepasnya. Apabila Rasulullah SAW tidak dapat melakukan pada waktunya, Baginda SAW pasti akan mengqadakan solat tersebut pada waktu berikutnya.
Daripada Aisyah r.a.; “Bahwa jika Rasulullah SAW tertinggal solat empat rakaat sebelum Zuhur, maka Baginda SAW melakukannya selepas Zuhur.” (Hadis riwayat Turmizi r.a.)
Dari Kitab ‘Mughni al-Muhtaj’: “Seandainya terluput akan solat sunat yang berwaktu, disunatkan mengqadakannya.”  Maka solat sunat yang berwaktu boleh diqadakan sama seperti solat fardu.

 

Solat Sunat Tahajjud

Solat Tahajjud adalah solat malam yang dilaksanakan setelah bangun tidur, afdalnya dibuat secara bersendirian waktu selepas tengah malam. Solat sunat ini amat dituntut dan sangat baik dilakukan sebagai ibadah tambahan. Rasulullah SAW dan para sahabat tidak meninggalkan solat ini sepanjang hayat mereka.
Firman Allah SWT: “Dan pada sebahagian malam hari bersolat Tahajjudlah kamu sebagai suatu ibadat tambahan bagimu; Mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji.”  (Surah Isra’; ayat 79)
Rasulullah SAW bersabda:  “Kerjakanlah solat malam sebab itu adalah kebiasaan orang solihin sebelum kamu, juga suatu jalan untuk mendekatkan diri kepada Tuhanmu, juga sebagai penebus segala amalan buruk, pencegah dari perbuatan dosa dan dapat menghalangi penyakit dari badan.”   (Riwayat Tirmizi dan Ahmad r.a.)

Tujuan Solat Tahajjud

  1. Sebagai petanda perhambaan kepada Allah SWT.
  2. Mendekatkan seorang hamba dengan Penciptanya
  3. Tanda kesyukuran manusia di atas nikmat kurniaan Allah SWT.
  4. Menguatkan jiwa dan ketaqwaan seseorang kepada Allah SWT.
  5. Mendapatkan ketenangan dalam menghadapi cabaran dan dugaan hidup.

Cara Mendirikan Solat Tahajjud

Solat Tahajjud dilakukan tiada batasan rakaatnya, mengikuti kesanggupan dan kemampuan, dengan setiap dua rakaat satu salam. Jika dirasakan berat memadailah sekadar dua rakaat tetapi dilakukan secara berterusan setiap malam.
Rasulullah SAW telah bersabda:  “Amalan yang disukai oleh Allah, adalah yang terus menerus (istiqamah) walaupun sedikit.”    (Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Aisyah.)

1.   Niat solat Tahajjud:
Ushalli sunnatat tahajjudi rak’ataini Lillahi ta’ala
Aku menunaikan solat Sunat Tahajjud dua rakaat, karena Allah Ta’ala.
2.   Surah selepas Al-Fatihah
Rakaat pertama          :    Ayat Al-Kursi  (7 kali)
Rakaat kedua              :    Surah Al-Ikhlas  (11 kali)
Atau
Rakaat pertama          :    Surah Al-Kaafirun
Rakaat kedua:    Surah Al-Ikhla
Rasulullah SAW membaca 10 ayat terakhir, surah Al-Imran, pada solat Tahajjudnya.

Kelebihan  Solat Tahajjud
    1. Tahajjud adalah solat sunat yang paling afdal.
    2. Doa dimakbulkan Allah.
    3. Memperolehi ketenangan jiwa.
    4. Merasai diri hampir kepada Allah SWT.
    5. Diberikan keistimewaan oleh Allah SWT.
    6. Memperolehi pertolongan dan rahmat Allah.
    7. Menewaskan gangguan dan godaan syaitan.
    8. Mencegah dosa dan menghindari  penyakit.
    9. Menjadi lebih berdisiplin dalam melakukan tugas.
    10. Allah SWT memudahkan menerima ilmu yang dipelajari.
    11. Terkeluar daripada catatan sebagai golongan yang lalai.
    12. Dihormati masyarakat dan dijauhi daripada hasad dengki manusia.
    13. Allah SWT memberikan kemudahan dan rezeki yang berpanjangan.
    14. Orang bersolat Tahajud menjadi kesayangan Allah SWT.
    15. Diberi keistimewaan yang orang lain tidak perolehi.
    16. Mendapat kemuliaan Allah SWT di dunia dan akhirat.
    17. Meninggikan martabat seorang hamba di sisi Allah Azza Wa Jalla.
    18. Memudahkan hisab di akhirat dan melintasi Titian Siratal-Mustaqim.

Memudahkan Solat Malam

1.      Sebelum masuk tidur, berniat ingin melakukan solat tahajjud.
2.      Menjauhkan diri daripada perbuatan maksiat.
3.      Bersederhana makan dan minum pada waktu siang.
4.      Membaca ayat-ayat Al-Quran.
Rasulullah SAW bersabda:  “Siapa yang hendak tidur dan berniat untuk bangkit bagi mengerjakan solat sunat Tahajjud, kemudian tidurnya terlajak sampai ke pagi, maka dicatat niatnya itu sebagai satu pahala, manakala tidurnya pula dikira sebagai kurniaan Allah yang diberikan kepadanya.”   (Riwayat al-Nasa’i dan Ibnu Majah r.a.)

#Oleh: shafiqolbu

 

Solat Sunat Dhuha

بِسۡمِ ٱللهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ
اللهم صل على محمد وآل محمد
Solat Sunat Dhuha boleh dianggap sebagai rasa terima kasih seseorang hamba kepada Allah SWT atas segala berkah hidup yang diberikan-Nya.
Rasulullah SAW tidak pernah meninggalkan solat ini tanpa keuzuran dan umat Islam amat dituntut melakukannya. Abu Hurairah pernah berkata: “Rasulullah SAW berwasiat kepadaku tiga perkara agar jangan ditinggalkan puasa tiga hari tiap bulan, dua raka’at Dhuha dan Witir sebelum tidur.”
Daripada Abu Dzar r.a., Rasulullah SAW bersabda: “Hendaklah masing-masing di antara kamu setiap pagi bersedekah untuk setiap ruas tulang badanmu. Maka tiap kali bacaan tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, dan setiap takbir adalah sedekah. Menyuruh kebaikan adalah sedekah, mencegah keburukan juga adalah sedekah. Dan sebagai ganti daripada itu semua, cukuplah mengamalkan dua rakaat solat Dhuha.”   (HR Ahmad, Muslim dan Abu Daud)
Paling banyak yang dikerjakan oleh Rasulullah ialah lapan rakaat dan paling banyak yang disabdakan oleh baginda ialah 12 rakaat. Paling sedikit yang boleh dikerjakan adalah dua rakaat.
Nabi Muhammad SAW  bersabda: “Wahai anak Adam! Janganlah sekali-kali kamu malas mengerjakan empat rakaat solat Dhuha, maka akan aku cukupkan keperluanmu sehingga waktu petang.”   (HR Al-Hakim dan At-Tabrani)

Waktu Solat Dhuha

Solat sunat Dhuha dilakukan pada waktu matahari sedang naik. Sekira cuacanya berhalangan adalah lebih mudah dengan merujuk kepada takwim waktu solat. Masanya adalah 28 menit selepas Syuruk, iaitu sekiranya waktu Syuruk 7.32 pagi dan ditambah 28 minit, maka masuknya waktu Dhuha bermula jam 8.00 pagi.
Walaupun begitu waktu paling afdal melakukan Solat Sunat Dhuha adalah anggaran matahari naik, tinggi segalah (7 hasta atau 3 meter), lebih kurang dalam pukul 9.30 pagi.
Zaid bin Arqam r.a. berkata: “Nabi SAW keluar menuju tempat Ahli Quba, di kala itu mereka sedang mengerjakan Solat Dhuha. Baginda bersabda; “Inilah solat orang-orang yang kembali kepada Allah, iaitu di waktu anak-anak unta telah bangkit kerana kepanasan waktu Dhuha.”  (HR. Ahmad, Muslim dan Tirmidzi).

Cara Mengerjakan Solat Dhuha

Solat ini boleh dilakukan sekurang-kurangnya dua rakaat sehinggalah 12 rakaat, tetapi yang paling banyak dikerjakan oleh Rasulullah ialah lapan rakaat.
1.      Niatnya:
“Aku mengerjakan solat sunat Dhuha dua rakaat karena Allah Ta’ala.
2.      Antara surah-surah yang dianjurkan ulama ialah:
a.      Solat sunat Dhuha dua rakaat:
i/  Ayat al-Kursi 10 kali dan Al-Ikhlas 10 kali, atau
ii/  As-Syams dan Ad-Dhuha, atau
iii/  Al-Lail dan Al-Insyirah.
b.      Solat Dhuha lebih daripada 4 rakaat;
i/  Solat Pertama :   As-Syams dan Ad-Dhuha.
ii/  Solat Seterusnya :   Surah al-Kafirun dan Al-Ikhlas
3.      Selepas memberi salam, bertasbihlah 10 kali:
4.      Berdoa

Fadhilah Solat Dhuha

Sebaik-baiknya solat Dhuha ini dikerjakan setiap hari kerana ia mempunyai banyak kelebihan dan fadhilatnya, dimana seseorang itu akan memperolehi keampunan Allah SWT, murah rezeki dan ketenangan jiwa serta kehidupan.
  • Daripada Abu Hurairah r.a., Rasulullah SAW  bersabda: “Sesiapa Yang mengerjakan solat Dhuha dengan istiqamah nescaya akan diampuni dosanya olleh Allah sekalipun dosa itu sebanyak buih di lautan.”
  • Rasulullah SAW  bersabda:  “Bahawasanya di syurga ada pintu yang dinamakan ‘Dhuha’. Maka apabila  tiba hari kiamat kelak, berserulah (malaikat) penyeru: “Manakah orang-orang yang telah mengamalkan solat Dhuha; Inilah pintu kamu, silakan masuk ke dalam syurga dengan Rahmat Allah.”   (HR At-Tabrani)
  • Rasulullah SAW juga bersabda dalam hadits lain dari Nuwas bin Sam’an,  “Allah berfirman: “Wahai anak Adam, jangan sekali-kali engkau malas mengerjakan empat raka’at pada permulaan siang (Solat Dhuha), nanti pasti akan Ku cukupkan keperluanmu sampai ke petang harinya.”   (HR. Haklim dan Tabrani).

وسلام

#By: shafiqolbu

 

 

 

 

 

 

 

 

Solat Sunat Hajat

بِسۡمِ ٱللهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ

اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

Solat Sunat Hajat merupakan solat sunat yang didirikan untuk memohon hajat atau ketika berada dalam permasalahan dan kesukaran. Ia dilakukan bagi mengharapkan pertolongan daripada Allah SWT dan memohon sesuatu perkara atau menolak sesuatu yang tidak diingini agar apa yang dihajati itu dikabulkan. Walau bagaimana pun ia hendaklah disertai dengan keazaman dan usaha yang gigih di samping bertawakal kepada Allah Yang Maha Pencipta.
Rasulullah SAW bersabda: “Siapa yang mempunyai hajat kepada Allah SWT atau kepada seorang manusia, maka hendaklah ia berwuduk dengan sebaik-baiknya kemudian dia bersolat dua raka’at.”    (Riwayat At-Tarmizi)
Imam Ahmad meriwayatkan dengan sanad shahih dari Abu Darda’ bahawa Rasulullah SAW bersabda: “Siapa berwudhu dan menyempurnakannya, kemudian solat dua raka’at dengan sempurna, niscaya Allah memberikan apa saja yang dimintanya, sama ada cepat ataupun lambat.”
Solat sunat ini mempunyai kelainan karena pada sujud yang terakhir, mukmim yang melakukan solat hajat itu perlu memuji-muji Allah SWT disertakan dengan niat apa yang dihajati atau hendak dicapai. Sesudah melakukan solat hajat, perlu berdoa sekali lagi agar permintaan mudah dimakbulkan.
Solat hajat boleh didirikan secara bersendirian atau berjemaah, sama ada pada waktu siang maupun malam hari. Lebih afdal solat bersendirian sewaktu suasana sunyi selepas tengah malam (selepas 2/3 malam, iaitu 1/3 malam terakhir) kerana ianya lebih berkesan, lebih khusyuk dan amat hening suasananya.
Solat Sunat Hajat dilakukan dengan pelbagai cara dan ia boleh didirikan sehingga 12 rakaat dan paling minima adalah 2 rakaat. Solat sunat ini mempunyai kelainan kerana pada sujud yang terakhir, mukmim yang melakukan solat hajat itu perlu memuji-muji Allah dan disertakan dengan niat hajat yang hendak dicapai. Sesudah melakukan solat hajat, perlu berdoa sekali lagi agar permintaan mudah di makburkan.

Fadhilat Solat Hajat
  1. Berasa tenang setelah bebanan disampaikan kepada Allah SWT.
  2. Menjadi lebih bersifat ikhlas menerima ketentuan Allah.
  3. Permohonan dimakbulkan Allah SWT.

Panduan Solat Hajat

Sekiranya dilakukan selepas terjaga dari tidur pada sebelah malam, sebelum melakukan Solat Sunat Hajat, hendaklah bersuci dan mandi terlebih dahulu kemudian berwudu bagi membersihkan diri dan menyegarkan diri. Pakailah pakaian yang bersih dan afdalnya berwarna putih.
Alhakim berkata,“Siapa yang melaksanakan solat sunat hajat, hendaklah ia mandi pada malam Jumaat dan memakai pakaian yang bersih dan solatlah di waktu sahur dengan niat mohon dipenuhi hajatnya.”
Sebaiknya dirikanlah Solat Sunat Wuduk dan Tahajjud terlebih dahulu sebelum melakukan Solat Sunat Hajat.

Cara Melakukan Solat Hajat

Dirikanlah Solat Sunat Hajat sebagaimana solat-solat biasa yang lain dengan mematuhi 13 rukun yang telah disyariatkan itu.  Perbedaannya cuma pada perkara-perkara berikut:

1.     Lafaz dan niat:

“U-shol-lii sun-na-tal haa-ja-ti rok-’a-tai-ni lil-laa-hi ta-’aa-laa.”

Aku Solat Sunat Hajat dua raka’at, kerana Allah Ta’ala.

2.     Bacaan selepas Al-Fatihah

            Rakaat pertama: Surah Al-Kafirun atau Ayat Al-Kursi  (satu kali atau 11 kali)

“ALLaahu la ilaaha illa huwal hayyul Qayyum, la ta ‘khudzuhu sinatun walaa naumun lahu maa fissamaawaati wama fil ardhi, man dzal ladziiyasy fa ‘u ‘indahu illaa biidznih, ya ‘lamu maa baina aydiihim wa maa khalfahum, walaayuhiithuuna bisyai-in min’ilhimi illaa bimaa syaa-a, wasi’a kursiyuhus samaawaati wal ardhi, walaa yauuduhu hifzuhumaa wa huwal’aliyuul ‘azhiim.”
“Allah, tidak ada Tuhan melainkan Dia yang Hidup Kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tertidur. Kepunyaan-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. Siapakah yang dapat memberi syafaat  (pertolongan) di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, sedang mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kerajaan Allah (IlmuNya dan KekuasaanNya) meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi (darjat kemuliaanNya), lagi Maha Besar (kekuasaanNya).” [Surah Al Baqarah 255 (Ayatul Kursiy)]

            Rakaat kedua: Surah Al-Ikhlas  (sekali atau 11 kali)

“Qul huwallaahu ahad, Allaahush shamad, Lam yalid walam yualad, Wa lam yakun lahu kufuwan ahad.”
“Katakanlah : Allah itu Esa! Allah tempat meminta. Dia tidak beranak dan tiada pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu pun yang setara dengan-Nya.”
*Sesungguhnya sebahagian daripada doa yang tidak ditolak ialah bersolat, di mana ia membaca pada setiap rakaat ‘Surah Al-Fatihah’, ‘ayat Al-Kursi’ dan ‘Qulhu wallaahu Ahad’..

3.     Membaca Tasbih

Sebaik sahaja selesai solat (sesudah memberi salam), terus sujud sekali lagi dan bacalah tasbih ini 41 kali:

“Laa-i-la-ha il-la an-ta sub-haa-na-ka in-ni kun-tu mi-naz-zhoo li-min.” 
Tiada Tuhan melainkan Dikau (Allah)! Maha Suci Dikau! Sesungguhnya daku ini dari golongan orang yang aniaya.
Atau Tasbih berikut 1 kali:

4.     Wirid Selepas Solat Hajat

Sesudah selesai menunaikan solat sunat Hajat, wiridkanlah kalimat-kalimat berikut:

a.      Istighfar (10 / 100 kali)

“As-tagh-fi-rul-laah, Rab-bi min kul-li zan-bi wa-a-tuu-bu i-laih.”
“Aku memohon ampun kepada Allah, Tuhanku, daripada segala dosa dan daku bertaubat kepada-Nya.

b.      Zikir

“Laa-i-la-ha il-lal-laah, Mu-ham-mad-da ro-suu-lul-laah.” 
Tiada Tuhan melainkan Allah dan Nabi Muhammad utusan Allah.

c.       Solawat (10 / 100 kali)

“Allaahumma shalli ‘alaa Sayyidinaa Muhammadin wa ‘alaa aalihii Sayyidinaa Muhammadin.”
Ya Allah! Sejahterakanlah ke atas penghulu kami Nabi Muhamad SAW dan ke atas ahli keluarga penghulu kami Muhamad SAW.

5.     Doa Solat Hajat

Teruslah memohon hajat yang dikehendaki sewaktu masih bersujud. Kemudian duduk semula dan bacalah doa berikut: 

AL-La-Hum-ma in-ni as-a-lu-ka bi-ma-‘aa-qi-dil ‘iz-zi min ‘ar-shi-ka, wa-mun-ta-Har rah-ma-ti min ki-ta-bik, wa-bis-mi-kal ‘a-zo-mi, wa-waj-Hi-kal ‘a-la, wa-ka-li-maa-ti-kal tam-mah. La-’i-la-ha ‘il-laL-Laa-Hul ha-lii-mul ka-riim, sub-ha-naL-Laa-hi rab-bil ‘a-zhim, al-ham-du LiL-La-Hi rab-bil ‘a-la-miin. as-a-lu-ka muu-ji-baa-ti rah-ma-tik, wa-‘a-zaa-i-ma magh-fi-ra-tik, wal-‘is-ma-ta min kul-li zhan-bi, wal-gha-nii-ma-ta min kul-li birr, was-sa-la-ma-ta min kul-li ‘ithm. Laa-ta-da’ li zhan-ba ‘il-la gha-far-tah, wa-laa Ham-man ‘il-la far-raj-tah, wa-laa dai-nan ‘il-la qo-dhai-tah, wa-laa ma-ri-dhan ‘il-la sha-fai-tah, wa-laa fa-qii-ran wa-laa mis-kiy-nan ‘il-la agh-nai-tah, wa-laa jaa-hil-lan ‘il-la ‘al-lam-tah, wa-laa ‘a-duu-wan ‘il-la kha-zal-tah, wa-laa ‘ai-ban ‘il-la sa-sar-tah, wa-laa maiy-yi-tan ‘il-la ra-him-tah, wa-laa haa-ja-tan Hi-ya la-ka ri-dhan ‘il-la qha-dhai-tah. AL-La-Hum-ma in-ni a-ta-waj-ja-Hu bi-ka i-la rab-bi fii haa-ja-tii Ha-zhi-Hi li-tuq-dha lii Haa-ja-tii yaa-‘ar-ha-mar roo-hi-min. aa-miin.

  
Selamat Beramal…!
Wallahu A’lam Bish Shawab
 (Hanya Allah Maha Mengetahui apa yang benar)